Komputer terus berkembang dari zaman ke zaman, baik dari segi performa hingga segi ukuran. Siapa yang dulu bakal menyangka kalau komputer yang berukuran sebesar kamar kos-kosan bakal mengecil hingga dapat dibawa kemana-mana. Laptop atau komputer jinjing sendiri dapat dikatakan sebagai kebutuhan primer bagi sebagian kalangan. Peran laptop pun sampai saat ini belum dapat tergantikan, bahkan oleh iPad hingga tablet berbasis Android maupun Windows sekalipun. Beberapa faktor menjadi penyebabnya, misalnya ukuran layar, fleksibilitas sistem operasi, hingga kemampuan CPU/GPU yang terbatas.
Perkara membeli laptop sendiri bisa jadi gampang gampang susah. Namun demikian, istilah "ada harga ada rupa" jelas masih relevan. Jika anggaran kalian tidak terbatas, kalian bisa saja membeli laptop seharga Rp 40 jutaan tanpa perlu pikir panjang. Tapi, apakah harga yang kalian bayar sudah sesuai dengan hasil yang kalian harapkan? Overkill namanya kalau laptop harga segitu cuma dipakai buat streaming Netflix dan web browsing doang. Sebaliknya, kill yourself kalau kalian mau pakai laptop harga Rp 3 jutaan untuk editing video. Di artikel ini gue akan memberikan beberapa unsur yang harus kalian pertimbangkan sebelum meminang pasangan laptop.
1. Sistem Operasi
Sejauh ini ada tiga sistem operasi yang populer di kalangan penggunanya: Mac OS, Linux, dan Windows. Jika kalian sudah terbiasa dengan ekosistem Apple, pilihan kalian hanya ada dua: MacBook Air atau MacBook Pro. Tips memilih MacBook akan gue beberkan dalam artikel tersendiri. Di tulisan kali ini, gue akan berfokus pada sistem operasi selain Mac OS karena pilihan laptop yang sangat beragam.
2. Prosesor
Prosesor atau yang biasa dikenal dengan CPU (central processing unit) merupakan bagian vital dari sebuah laptop. Ibaratnya, CPU merupakan otaknya laptop. Pilihan CPU untuk laptop sendiri ada banyak sekali. Intel dan AMD merupakan pemain lama yang sudah cukup terkenal dan punya pendukung fanatiknya masing-masing. Baru-baru ini, Qualcomm dengan prosesor andalan mereka, Snapdragon, juga turut serta dalam persaingan pasar prosesor laptop, setelah terlebih dahulu sukses di pasar smartphone.
Memilih CPU pada laptop sangat penting karena mempengaruhi harga laptop tersebut secara signifikan. Untuk casual users yang menggunakan laptop untuk kebutuhan office, web browsing, dan streaming, prosesor 2 cores dengan TDP 15W seperti Intel Core i3 seri U atau AMD Ryzen 3 seri U sendiri sudah lebih dari cukup. Untuk multitasking users yang suka membuka banyak tab dan windows, atau pengguna yang suka melakukan editing foto ringan di Adobe Lightroom dan Adobe Photoshop, gue sarankan untuk meningkatkan sedikit kebutuhan prosesornya ke Intel Core i5/i7 seri U atau AMD Ryzen 5/Ryzen 7 seri U yang punya 4 hingga 6 cores.
Kalian gamer kelas berat? Atau kalian rutin melakukan post processing video di Adobe Premiere Pro dan Adobe After Effect? Sebaiknya kalian mencari prosesor dengan TDP di atas 45W seperti Intel Core i5/i7 seri H atau Ryzen 5/Ryzen 7 seri H. Penamaan seri prosesor seperti seri U, Y, H, dsb mungkin membuat kalian sedikit bingung. Tenang, nanti gue akan jelasin dalam artikel tersendiri.
Selain merk dan seri, ada satu hal lagi yang sering dilupakan saat memilih prosesor, generasi. Singkatnya, generasi atau gen ini umumnya disempurnakan dari tahun ke tahun. Sebagai contoh, saat ini Intel sudah mengembangkan prosesor Core i3/i5/i7/i9 generasi ke sembilan (9th gen). Core i5 8th gen merupakan prosesor i5 pertama yang memiliki 4 cores (sebelumnya hanya 2 cores) dan terbukti bekerja lebih baik dibandingkan dengan prosesor i7 generasi lawas. Jadi, jangan terlalu terhipnotis dengan embel-embel i7 yang ditawarkan penjual, cek dulu generasi prosesor tersebut.
3. Prosesor Grafis
Prosesor grafis biasa disebut sebagai GPU (graphics processing unit). GPU merupakan prosesor yang secara khusus bertugas untuk mengolah tampilan grafis. Pada dasarnya, setiap CPU sudah memiliki GPU di dalamnya (integrated GPU). Namun, kemampuan GPU-integrated sendiri juga terbatas dan umumnya tidak cukup kuat untuk diajak main game kelas berat. Bagi kalian yang bukan gamer, hal ini seharusnya bukan merupakan masalah besar. Namun jika kalian adalah gamer kelas berat atau sering membuat proyek CAD, kalian harus mencari laptop yang mempunyai GPU-dedicated seperti AMD Radeon atau NVIDIA GeForce.
Kemampuan GPU-dedicated sendiri berbeda-beda tergantung dengan serinya. Berdasarkan pengalaman gue, untuk sekedar main game FIFA atau PES, NVIDIA GeForce seri MX sudah cukup mumpuni (±60 fps) untuk settingan rata kiri. Tapi kalau kalian ingin main game dengan grafis yang lebih mulus (±120 fps) untuk settingan rata kanan, gue saranin cari yang seri GTX. NVIDIA sendiri sudah memperkenalkan seri RTX untuk menyongsong masa depan game resolusi 4K.
4. Layar
AMD Radeon vs NVIDIA GeForce |
4. Layar
Bicara soal layar laptop, apa yang ada di pikiran kalian? Sebagian besar mungkin akan menjawab ukuran. Sebagian kecil lainnya mungkin akan menjawab resolusi. Tidak ada yang salah. Keduanya memang harus dipertimbangkan matang-matang. Layar laptop saat ini didominasi oleh tiga ukuran mainstream: 13,3"; 14"; dan 15,6". Ukuran layar ini tentunya akan mempengaruhi ukuran dari laptop itu sendiri. Untuk memilih layar, selain dipengaruhi kebutuhan, juga dipengaruhi selera. Gue pribadi saat ini menggunakan laptop dengan ukuran layar 14" karena menurut gue ukurannya pas, tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Ukuran layar yang kecil cocok buat kalian yang tidak begitu suka menggotong laptop ukuran besar. Namun, ukuran layar yang lebih lebar tentunya akan lebih memanjakan kita saat digunakan untuk kebutuhan multitasking dan entertainment.
Sama seperti smartphone, tren bezel laptop saat ini juga sudah semakin menipis. Ukuran layar 15,6" dengan bezel yang tipis tidak akan jauh berbeda dengan laptop 14" lawas dengan bezel yang masif. Dell dikenal sebagai pionir bezel layar tipis dengan seri XPS nya. Kini, hampir semua pabrikan laptop juga mendesain bezel yang super tipis pada produk andalannya. Sebut saja Gygabite Aero, Razer Blade, hingga Huawei MateBook X Pro (dan masih banyak lagi dari merek lainnya). Gue menyarankan kalian pilih laptop yang layarnya sudah Full HD. Menurut gue, resolusi FHD udah jadi standar minimal untuk tahun 2019 nanti (walaupun sebagian besar orang tidak masalah dengan resolusi HD). Semakin tinggi resolusinya, semakin tajam gambar yang dihasilkan (ppi lebih besar). Namun, layar dengan resolusi tinggi akan membuat baterai laptop kamu jadi sedikit lebih boros.
Dell XPS 13 dan Huawei Matebook X Pro dengan bezel super tipis |
Hal yang sering terlupakan saat memilih layar laptop adalah tingkat akurasi warna. Tingkat akurasi warna diukur dengen persentase color gamut panel layar tersebut. Color gamut adalah bentang warna dalam spektrum warna yang dapat diidentifikasi oleh mata manusia. Standar color gamut yang paling banyak digunakan saat ini adalah sRGB dan Adobe RGB. Adobe RGB memiliki rentang warna yang lebih luas daripada sRGB. Laptop kelas atas dengan harga di atas Rp 25 juta biasanya juga mencantumkan tingkat akurasi warna layar pada spesifikasi teknis laptop mereka. Sebagai contoh, Lenovo ThinkPad X1 Extreme untuk varian 4K monitor mencantumkan angka 100% Adobe RGB pada laman spesifikasi teknis produk mereka. Hal ini berarti, warna yang kita lihat pada layar laptop sama persis dengan warna sebenarnya. Akurasi warna merupakan hal yang harus sangat diperhatikan bagi kalian yang mengerjakan karya visual seperti foto maupun video professional.
Kalian juga mungkin perlu mempertimbangkan jenis panel dari layar laptop yang akan dipilih. Layar jenis TN umumnya lebih murah daripada jenis IPS. Namun, layar jenis IPS memberikan viewing angle yang lebih baik daripada layar TN. Layar TN memiliki keunggulan dalam segi refresh rate yang mencapai 240Hz. Refresh rate yang tinggi akan membuat pergerakan konten di layar terasa lebih smooth. Hal ini akan sangat memanjakan mata para gamer. Namun, panel IPS sendiri tidak jelek jelek amat dalam urusan refresh rate. Beberapa produk terbaik menawarkan panel IPS dengan refresh rate hingga 165Hz.
5. Upgradeability
Maksudnya adalah kemampuan si laptop untuk di-upgrade. Umumnya, beberapa komponen di dalam laptop seperti RAM, SSD, dan Wi-Fi Card dapat diganti dengan yang kualitasnya lebih baik. Namun, beberapa pabrikan sudah mensolder komponen tersebut di mainboard sehingga apa yang kalian beli, itulah yang kalian dapatkan. Kalian harus cari tahu terlebih dahulu apakah komponen-komponen tersebut dapat di-upgrade. Misalkan kalian sudah jatuh cinta sama laptop yang spesifikasinya memenuhi kriteria kalian. Kapasitas penyimpanan dan RAM tentu saja mempengaruhi harga jual laptop tersebut. Jika uang kalian pas-pasan, kalian bisa membeli varian terendahnya (katakanlah 128GB SSD dan 4GB RAM) untuk menghemat anggaran. Jika kalian sudah punya uang lebih, kalian bisa melakukan upgrade SSD dan RAM ke kapasitas yang lebih besar. Namun, jika komponen-komponen tadi sudah tersolder, mau tidak mau kalian harus membeli varian yang sekiranya dapat bertahan untuk empat tahun pemakaian ke depan. Menurut gue untuk tahun 2019, kapasitas SSD 256 GB dan RAM 8 GB merupakan spesifikasi minimum yang dapat kalian ambil.
Masih banyak pabrikan laptop yang menggunakan HDD konvensional sebagai media penyimpanan untuk menekan harga jual. Dengan harga lebih murah, kalian mendapatkan kapasitas penyimpanan yang lebih besar. Namun, HDD punya kekurangan seperti kecepatan transfer yang terbatas ±100 MBps dan risiko data corrupt yang lebih tinggi. Kalian dapat mengganti HDD lawas dengan SSD SATA 2,5" yang mempunyai kecepatan transfer ±600 MBps di kemudian hari. Saran gue, kalau bisa carilah laptop yang sudah memiliki slot SSD M2 PCIe agar kalian bisa menyandingkan SSD NVMe yang kecepatan transfernya bisa mencapai ±3200MBps dengan HDD bawaan kalian.
Gue udah ngejabarin lima hal yang harus diperhatikan sebelum kalian membeli laptop. Sebenernya masih ada beberapa hal lagi yang menurut gue harus kalian perhatikan sebelum meminang laptop kesayangan. Biar gak kepanjangan, gue akan ngejabarin lima hal lagi di postingan berikutnya. Sebelumnya, kalian cermati dahulu lima hal seperti yang sudah gue jelasin di atas. Jika ada pertanyaan atau masukan, kalian bisa langsung sampaikan di kolom komentar di bawah.
Cheers!
Perbandingan antar standar color gamut |
Kalian juga mungkin perlu mempertimbangkan jenis panel dari layar laptop yang akan dipilih. Layar jenis TN umumnya lebih murah daripada jenis IPS. Namun, layar jenis IPS memberikan viewing angle yang lebih baik daripada layar TN. Layar TN memiliki keunggulan dalam segi refresh rate yang mencapai 240Hz. Refresh rate yang tinggi akan membuat pergerakan konten di layar terasa lebih smooth. Hal ini akan sangat memanjakan mata para gamer. Namun, panel IPS sendiri tidak jelek jelek amat dalam urusan refresh rate. Beberapa produk terbaik menawarkan panel IPS dengan refresh rate hingga 165Hz.
5. Upgradeability
Maksudnya adalah kemampuan si laptop untuk di-upgrade. Umumnya, beberapa komponen di dalam laptop seperti RAM, SSD, dan Wi-Fi Card dapat diganti dengan yang kualitasnya lebih baik. Namun, beberapa pabrikan sudah mensolder komponen tersebut di mainboard sehingga apa yang kalian beli, itulah yang kalian dapatkan. Kalian harus cari tahu terlebih dahulu apakah komponen-komponen tersebut dapat di-upgrade. Misalkan kalian sudah jatuh cinta sama laptop yang spesifikasinya memenuhi kriteria kalian. Kapasitas penyimpanan dan RAM tentu saja mempengaruhi harga jual laptop tersebut. Jika uang kalian pas-pasan, kalian bisa membeli varian terendahnya (katakanlah 128GB SSD dan 4GB RAM) untuk menghemat anggaran. Jika kalian sudah punya uang lebih, kalian bisa melakukan upgrade SSD dan RAM ke kapasitas yang lebih besar. Namun, jika komponen-komponen tadi sudah tersolder, mau tidak mau kalian harus membeli varian yang sekiranya dapat bertahan untuk empat tahun pemakaian ke depan. Menurut gue untuk tahun 2019, kapasitas SSD 256 GB dan RAM 8 GB merupakan spesifikasi minimum yang dapat kalian ambil.
Masih banyak pabrikan laptop yang menggunakan HDD konvensional sebagai media penyimpanan untuk menekan harga jual. Dengan harga lebih murah, kalian mendapatkan kapasitas penyimpanan yang lebih besar. Namun, HDD punya kekurangan seperti kecepatan transfer yang terbatas ±100 MBps dan risiko data corrupt yang lebih tinggi. Kalian dapat mengganti HDD lawas dengan SSD SATA 2,5" yang mempunyai kecepatan transfer ±600 MBps di kemudian hari. Saran gue, kalau bisa carilah laptop yang sudah memiliki slot SSD M2 PCIe agar kalian bisa menyandingkan SSD NVMe yang kecepatan transfernya bisa mencapai ±3200MBps dengan HDD bawaan kalian.
SATA SSD 2,5" dan M2 (atas) PCIe SSD M2 (bawah) |
Gue udah ngejabarin lima hal yang harus diperhatikan sebelum kalian membeli laptop. Sebenernya masih ada beberapa hal lagi yang menurut gue harus kalian perhatikan sebelum meminang laptop kesayangan. Biar gak kepanjangan, gue akan ngejabarin lima hal lagi di postingan berikutnya. Sebelumnya, kalian cermati dahulu lima hal seperti yang sudah gue jelasin di atas. Jika ada pertanyaan atau masukan, kalian bisa langsung sampaikan di kolom komentar di bawah.
Cheers!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar